Di tengah laju deforestasi yang mengancam hutan tropis Sumatra, sebuah kolaborasi unik antara raksasa teknologi Jepang, Fujitsu, dan PT Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI) membawa angin segar. Sejak 2018, program restorasi Hutan Harapan—kawasan hutan hujan dataran rendah terakhir di Sumatra—memadukan kekuatan teknologi mutakhir dan kerja lapangan tim lokal. Hasilnya? Sistem pemantauan hutan yang lebih cerdas, cepat, dan mampu menekan kerusakan.

Dari Manual ke Digital: Revolusi Pemantauan Hutan

Awalnya, tim perlindungan hutan PT REKI mengandalkan citra satelit dan patroli manual untuk mendeteksi pembalakan liar atau kebakaran. Proses itu memakan waktu hingga berminggu-minggu. Kini, berkat dukungan Fujitsu melalui BirdLife Tokyo, mereka menggunakan kombinasi SMART Patrol (Cyber Tracker), drone, dan platform data real-time.

“Dulu, kami seperti bekerja dalam gelap. Sekarang, dengan drone dan SMART Mobile, kami bisa melihat pembukaan lahan ilegal dalam hitungan jam,” kata salah satu tim lapangan PT REKI.

Pelatihan yang Mengubah Pandangan

Fujitsu tidak sekadar menyumbang alat. Mereka melatih tim lokal mengoperasikan teknologi tersebut. Pada 2020, beberapa ranger dilatih menggunakan drone untuk pemetaan. Tahun berikutnya, mereka menguasai analisis data SMART Patrol untuk memprediksi titik rawan deforestasi.

Hasil yang Terukur

  • Penurunan 40% laju deforestasi di area inti Hutan Harapan (2019–2023).
  • 600+ insiden perambahan terdeteksi lebih dini berkat drone dan SMART Patrol.
  • 50% lebih cepat respons terhadap kebakaran hutan.

Lesson Learned & Tantangan:

  1. Teknologi Bukan Solusi Instan
    Adopsi alat seperti Cybertracker (SMART) sempat terkendala sinyal internet terbatas di hutan. Solusinya, Fujitsu mengembangkan sistem offline untuk SMART Patrol dan mulai membangun system jaringan internet untuk beberapa kantor lapangan.
  2. Ancaman Tetap Nyata
    Teknologi membantu, tapi tekanan perambahan dan tambang ilegal masih ada. Di sinilah peran patroli manusia tetap krusial.

Kisah Hutan Harapan membuktikan: di era krisis iklim, teknologi bukan sekadar alat—ia adalah mitra yang menyelamatkan nyawa hutan. Tantangannya kini adalah memastikan inisiatif seperti ini tidak berhenti di satu tempat, tapi menjadi standar baru konservasi.

Lokasi: Hutan Harapan membentang di Jambi dan Sumatera Selatan (total 98.555 ha).