Laporan : Rohmat Eko S.
Pada tanggal 10 hingga 15 Mei 2025, PT REKI melaksanakan kegiatan studi banding budidaya gambir dan kopi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Kegiatan ini menjadi momen penting dalam upaya memperkaya pendekatan restorasi ekosistem sekaligus mengeksplorasi potensi diversifikasi usaha berbasis masyarakat.
Budidaya gambir dan kopi yang menjadi fokus studi diketahui memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat tumbuh optimal dalam sistem agroforestri. Kedua komoditas ini mampu berkembang di bawah naungan pohon-pohon keras, sehingga memanfaatkan layer bawah hutan tanpa harus membuka kanopi secara masif. Secara ekologis, pendekatan ini mendukung keberlanjutan ekosistem hutan, sementara secara ekonomi memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat.

Meskipun memiliki karakteristik budidaya yang berbeda, gambir dan kopi sama-sama menunjukkan kemampuan untuk diintegrasikan dalam sistem tanam tumpangsari. Gambir, misalnya, cocok ditanam lebih awal dengan jarak tanam yang rapat serta memiliki siklus panen yang lebih cepat. Di sisi lain, kopi membutuhkan waktu tanam yang lebih panjang, namun menawarkan hasil yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Temuan penting dari kegiatan ini menegaskan bahwa restorasi ekosistem tidak cukup hanya dengan menanam kembali pohon. Lebih dari itu, restorasi juga berarti membangun sistem pemanfaatan hutan yang adil, lestari, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.

PT REKI memperoleh banyak pelajaran dari kegiatan ini, khususnya dalam menyusun strategi pemanfaatan lahan bawah hutan untuk budidaya tanaman bernilai ekonomi tinggi. Dengan pendekatan ini, restorasi ekosistem dapat dilakukan secara lebih holistik, menyatukan aspek ekologi dan ekonomi tanpa mengorbankan fungsi hutan. Selain itu, strategi ini membuka jalan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan usaha yang berkelanjutan, berbasis lokal, dan ramah lingkungan. (HH/NFS)

Pohon Gambir