PT Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI) terus  melakukan edukasi konservasi berbasis masyarakat di kawasan Hutan Harapan, Sumatera, sebagai bagian dari strategi restorasi ekosistem jangka panjang. Program ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman komunitas lokal tentang peran kritis hutan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyediakan jasa ekosistem, dan mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat.

Fokus utama edukasi mencakup pelestarian habitat spesies langka seperti harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan burung rangkong (Bucerotidae), yang berperan sebagai indikator kesehatan ekosistem. Masyarakat juga diajak memahami pentingnya konservasi tumbuhan endemik dari famili Dipterocarpaceae, kelompok pohon penghasil kayu keras yang berperan menstabilkan iklim mikro, menyimpan karbon, dan mencegah degradasi lahan.

Melalui pendekatan ilmiah, warga diedukasi tentang dampak degradasi hutan terhadap siklus hidrologi, perubahan iklim mikro, serta peningkatan risiko bencana seperti banjir dan kekeringan. Simulasi interaktif digunakan untuk menggambarkan hubungan antara tutupan hutan, ketersediaan air bersih, dan ketahanan lingkungan.

Tak hanya teori, program ini menyertakan pelatihan praktis pengelolaan sampah ramah lingkungan, termasuk pemilahan limbah organik dan anorganik, serta pelatihan daur ulang. Di sektor perairan, masyarakat dilibatkan dalam penanaman vegetasi riparian dan pemantauan kualitas sungai untuk mengurangi erosi dan polusi.

PT REKI mengedepankan pendekatan partisipatif dengan melibatkan komunitas lokal dalam setiap tahap program, mulai dari perencanaan hingga implementasi. Tujuannya membangun rasa kepemilikan masyarakat terhadap hutan, sehingga upaya konservasi dapat berjalan berkelanjutan. Sejumlah warga telah membentuk kelompok kerja untuk patroli hutan dan pengelolaan sampah mandiri.

Manajemen PT REKI menyatakan bahwa peningkatan literasi ekologis masyarakat menjadi kunci keberhasilan restorasi.

“Ketika masyarakat memahami nilai hutan bagi kehidupan mereka, partisipasi dalam perlindungan akan tumbuh secara alami,” ujar Aman staf Riset dan Konservasi PT REKI.

Program ini diharapkan tidak hanya memulihkan ekosistem Hutan Harapan, tetapi juga memperkuat ketahanan sosial-ekonomi masyarakat melalui praktik pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab. Kolaborasi antara pemangku kepentingan dan komunitas lokal dinilai sebagai pondasi utama menjaga integritas lanskap hutan tropis seluas 98.555 hektar ini untuk generasi mendatang. (NFS/HH)