Hutan Harapan, 19 Februari 2025 – Pagi itu, embusan angin segar berdesir di sela pepohonan Hutan Harapan. Aroma tanah basah berpadu dengan kicauan burung yang terdengar bersahutan, menciptakan harmoni khas hutan hujan tropis. Di sebuah aula sederhana yang berdiri kokoh di tengah kehijauan, sekelompok mahasiswa dari Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Palembang duduk dengan penuh perhatian. Mata mereka tertuju pada sosok di depan ruangan—Pak Adam, Direktur PT Restorasi Ekosistem Indonesia (PT REKI). Dengan senyum hangat, beliau siap membimbing mereka dalam perjalanan magang yang akan menjadi pengalaman berharga.

Menyelami Misi Besar PT REKI

Pak Adam membuka sesi dengan sebuah pertanyaan yang sederhana tetapi menggugah, “Mengapa kita harus peduli pada hutan?” Sejenak ruangan hening, sebelum seorang mahasiswa dengan penuh keyakinan menjawab, “Karena hutan adalah paru-paru dunia.” Pak Adam mengangguk dan tersenyum, lalu melanjutkan, “Benar. Tapi lebih dari itu, hutan adalah sumber kehidupan bagi manusia dan ribuan spesies lainnya. Tanpa hutan, kita kehilangan lebih dari sekadar oksigen—kita kehilangan masa depan.”

Beliau kemudian menjelaskan tiga misi utama PT REKI dalam mengelola Hutan Harapan:

  1. Stabilisasi Kawasan
    Menjaga keamanan dan ketertiban kawasan hutan dari ancaman perambahan ilegal, kebakaran hutan, dan aktivitas yang merusak ekosistem adalah prioritas utama. Hal ini dilakukan melalui patroli rutin, pemetaan wilayah, serta kerja sama dengan aparat dan masyarakat sekitar agar Hutan Harapan tetap terlindungi dan lestari.
  2. Kewajiban kepada Pemerintah
    PT REKI berkomitmen memastikan bahwa pengelolaan Hutan Harapan selaras dengan kebijakan pemerintah. Kepatuhan terhadap regulasi kehutanan, tanggung jawab administratif, serta pelaporan perkembangan pengelolaan hutan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjadi aspek penting dalam menjalankan mandat konservasi ini.
  3. Pengembangan Bisnis
    Untuk mendukung keberlanjutan konservasi, PT REKI mengembangkan berbagai inisiatif ekonomi hijau. Dari ekowisata hingga pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, serta inovasi seperti Biodiversity Credits yang menghubungkan konservasi dengan mekanisme ekonomi global, semua ini dirancang untuk menciptakan keseimbangan antara pelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat.

Ilmu Lapangan dari Setiap Departemen

Setelah memahami visi besar PT REKI, mahasiswa dibekali dengan ilmu teknis dari masing-masing departemen. Di bidang stabilisasi kawasan, mereka belajar teknik patroli hutan, pemetaan wilayah konservasi, dan mitigasi kebakaran hutan. Dari departemen kepatuhan dan regulasi, mereka memahami bagaimana menjalankan kewajiban perusahaan terhadap pemerintah serta pentingnya kepatuhan terhadap hukum kehutanan. Sementara itu, di sektor pengembangan bisnis, mereka mendapatkan wawasan tentang strategi ekowisata, pengelolaan hasil hutan bukan kayu, dan bagaimana Biodiversity Credits dapat menjadi solusi pendanaan konservasi yang inovatif.

Melangkah ke Masa Depan yang Lebih Hijau

Sesi pembekalan itu bukan sekadar pertemuan formal, tetapi sebuah gerbang menuju pengalaman nyata. Para mahasiswa mulai memahami bahwa mereka bukan sekadar peserta magang, tetapi bagian dari gerakan besar dalam menjaga kelestarian alam.

Saat sesi berakhir, Pak Adam menatap mereka dengan penuh harap dan berkata, “Ilmu yang kalian dapatkan di sini bukan hanya untuk kalian sendiri. Suatu hari nanti, kalianlah yang akan menjadi penjaga hutan, ilmuwan konservasi, atau pemimpin yang memastikan hutan tetap lestari.” Dengan semangat yang menyala, para mahasiswa pun bersiap menjalani hari-hari mereka di Hutan Harapan. Mereka membawa harapan, ilmu, dan tekad untuk menjaga alam, demi kehidupan yang lebih hijau bagi generasi mendatang. (NFS/HH)