JAMBI – Dihadiri sejumlah pebalap profesional Tanah Air, balap sepeda gunung pertama di kawasan restorasi ekosistem pertama di Indonesia pada Minggu (1/10/2017) berlangsung dengan sukses besar. Para peserta merasakan kepuasan dan sensasi unik dengan trek menantang di kawasan Hutan Harapan, hutan alam dataran rendah tersisa di Sumatera.

Para peserta dari berbagai daerah bersaing ketat pada masing-masing kategori yang dilombakan, yakni kategori Master A usia 30-40 tahun, Master B untuk usia 41-50 dan Master C untuk usia 51-60 tahun. Lomba berlangsung tiga laps pada trek sepanjang 8 kilometer –total  24 kilometer.

Di antara pebalap ada yang tercatat sebagai pemegang prestasi internasional, seperti Kusnadi (yang baru saja memenangkan kejuaran balap sepeda tingkat Asia  di Timor Leste) dan beberapa pebalap handal lainnya. Perebutan medali emas, perak, perunggu dan total hadiah Rp 70 juta berlangsung seru di tengah cuaca yang panas menyengat.

Sayangnya, di Hutan Harapan, Kusnadi (1)  yang asal Jawa Tengah hanya berhasil menjadi juara 2 pada kategori Master A dengan catatan waktu 63 menit 48 detik. Juara 1 di Master A adalah Tantan Heryana (26), pebalap asal Pangandaran, Jawa Barat, dengan catatan waktu 63 menit 31 detik. Juara 3 Ricky Dedi Iswandi (3) dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan dengan mencatat waktu 65 menit 29 detik.

Sedangkan juara 1 Master B adalah Agung Utara (37) dari Bogor, Jawa Barat, dengan catatan waktu 64 menit tujuh detik; juara 2 Asep Iman (31) dari Sukabumi, Jawa Barat, dan juara 3 Firmansyah (30) dari Tengerang, Banten, dengan catatan waktu 69 menit 22 detik.

Sedangkan pada Master C dimenangkan oleh Wei Min (99), pebalap asal Bogor Jawa Barat, dengan catatan waktu 72 menit 42 detik, juara 2 Cucu Eman Haryanto (55) dari Bandung dengan catatan waktu 82 menit dan juara 3 Budi Sutarjo (51) dari Tangerang dengan catatan waktu 88 menit 3 detik.

Rangkaian acara dimulai pada Sabtu (30/9/2017) dengan makan malam penyambutan peserta.  Kepada peserta dan tamu undangan, yang di antara termasuk tamu dari Kedutaan Denmark yang mendukung acara ini, disuguhkan tarian tradisional, seperti Tari Persembahan dan Zapin Kampung Melayu. Hadir di acara ini Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Batanghari Hardani Z Putra dan pejabat lainnya.

Sedangkan pada lomba yang diadakan pada Minggu (1/10), hadir di antaranya Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jambi Ujang Hariadi, para pejabat Kabupaten Batanghari dan tamu undangan lainnya. Perlombaan dimulai pukul 09.00 WIB, dilepas oleh Presiden Direktur PT Restorasi Ekosistem Indonesia (Reki) Tonny soehartono didampingi Direktur Operasional Lisman Sumardjani dan Komisaris Bambang Irianto.

Manajemen PT Reki selaku pengelola Hutan Harapan berharap para peserta lomba balap sepeda bertajuk Tumble in the Jungle ini mempromosikan pengalaman langka bertanding di Hutan Harapan. “Ini yang pertama di Indonesia, bahkan mungkin di dunia, dimana balap sepeda digelar di hutan tropis dataran rendah,” ujar Direktur Operasional PT Reki Lisman Sumardjani.

Lisman mengatakan, lomba balap sepeda ini merupakan upaya PT Reki mendekatkan hutan dengan masyarakat dan mendekatkan masyarakat dengan hutan selain untuk mendukung pengembangan ekowisata. Dia berharap ini menjadi agenda tahunan.  “Setelah ini kita akan mengadakan kegiatan-kegiatan lain yang unik dan menantang, seperti triatlon, balap sepeda malam hari, dan lari Run for Tiger,” tambah Lisman.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jambi Ujang Hariadi yang hadir atas nama Gubernur Jambi Zumi Zola mengatakan bahwa kegiatan balap sepeda di Hutan Harapan ini sangat baik untuk mendukung ekowisata Provinsi Jambi. Dia berharap akan ada lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang menarik minat masyarakat di Hutan Harapan.

Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus Abildgaard Kristensen yang mendukung kegiatan ini mengatakan, olahraga bersepeda sangat dihargai di Denmark. Bahkan Kopenhagen menjadi ibukota bersepeda internasional. “Bersepeda sangat dianjurkan sebagai sarana transportasi yang sehat, terutama di daerah perkotaan, juga untuk menghemat energi dan mengurangi emisi karbon,” kata Kristensen dalam siaran persnya kepada wartawan.

Dia mengatakan, Denmark  memiliki daerah perbukitan yang jalur sepeda  gunungnya mirip dengan Hutan Harapan. “Denmark memiliki lokasi bersepeda gunung internasional yang baik. Kami senang menyaksikan antusiasme masyarakat Indonesia untuk lomba di Hutan Harapan dan lomba MTB lainnya,” katanya.

Dia menambahkan, Kedutaan Denmark merasa terhormat untuk mendukung lomba di Hutan Harapan, yang sekaligus mempromosikan ekowisata, keanekaragaman hayati dan konservasi hutan hujan Indonesia yang tersisa .

Para pebalap mengaku surprised dan sangat terkesan dengan fasilitas yang disediakan untuk event Tumble in the Jungle ini.  “Surprised, luar biasa. Ini pertama kalinya di dalam hutan seperti ini. Kita tidak menyangka fasilitasnya lengkap sekali, mulai dari toilet, kamar mandi, dan fasilitas lainnya,” ujar Handinata, pebalap yang turun di kategori Master A.

Juara 1 di Master C Wei Min mengaku sangat terkesan dengan trek di Hutan Harapan. Katanya, ini pertama kalinya ada trek yang benar-benar di hutan alam, bukan sirkuit. Ia juga awalnya kaget dengan beberapa tanda peringatan pada jalur balapan, seperti peringatan perlintasan harimau, beruang, monyet dan satwa lainnya. Mereka menyambut antusias bila kegiatan ini digelar lagi pada tahun depan.

Penulis: Joni Rizal; Foto-foto: Ardi WIjaya

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini