Oleh IRMA TAMBUNAN
Kala perhatian dunia tertuju pada penyelamatan satwa karismatik, Musadat tetap setia pada yang spesies kecil yang nyaris terlupakan di alam. Ia dapati kepunahan tengah membayangi ragam spesies itu. Dalam senyap.
Malam-malam ia panjati puncak pohon-pohon bertajuk luas. Suatu ketika, rasa penasarannya terjawab. Katak pohon terbang (Rhachophorus pardalis) ada di salah satu puncak dahan pohon. Ia kaget bukan kepalang. Ternyata jenis katak itu bukan hanya dalam cerita. Bukan pula berada di belahan dunia lain, melainkan di Hutan Harapan tempatnya berada. Lokasinya di perbatasan Jambi dan Sumatera Selatan.
Ia pun menceritakan kisah penemuan itu kepada Andre Jankowski, peneliti amfibi dari Universitas Hamburg, Jerman, yang tengah menjajaki riset di Hutan Harapan. Andre sangat gembira mendapatkan kabar dari Musadat. Dari situ mereka bersama menjelajahi hutan. Setelah berbulan-bulan lamanya, mereka dapati setidaknya ada 55 jenis amfibi dalam hutan itu. Semuanya berperan penting sebagai indikator perubahan lingkungan.
Hutan Harapan merupakan dataran rendah tersisa di jantung Sumatera. Kondisinya terbilang baik meski di tengah kuatnya desakan pembalakan dan perambahan liar. Hingga kini, hutan itu masih menjadi surga bagi kehidupan liar sekaligus aset penting bagi para peneliti.
Berita selengkapnya tentang profil Musadat https://www.kompas.id/baca/sosok/2022/01/03/musadat-peringatan-kepunahan-dalam-senyap