Melestarikan spesies flora dan fauna yang terancam punah adalah salah satu tujuan mulia pemulihan atau restorasi ekosistem Hutan Harapan. Beberapa jenis flora di Hutan Harapan termasuk ke dalam status Critically Endangered (CR) atau Kritis, sesuai daftar yang disusun International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) yang lazim pula disebut World Conservation Union atau Uni Internasional untuk Konservasi Alam.

Spesies yang termasuk ke dalam kategori CR berarti eksistensinya di alam liar sudah sangat parah, hampir punah dalam habitat asli. Di Hutan Harapan sendiri ada lima (5) jenis pohon yang termasuk ke dalam kategori ini, yakni:

Nama Ilmiah                        Nama Lokal                        Famili

Dipterocarpus hasseltii     Keruing                                 Dipterocarpaceae

Hopea mengerawan         Merawan                               Dipterocarpaceae

Hopea sangal                     Meranti Sapat                      Dipterocarpaceae

Shorea acuminata             Meranti Rambai                  Dipterocarpaceae

Syzygium ampliflorum     (suku Jambu-jambuan)     Myrtaceae

Mengingat status konservasinya, eksistensi jenis-jenis ini sangat dijaga. Berbagai upaya dilakukan agar keragaman dan kuantitas flora di Hutan Harapan terus meningkat dan terjaga, seperti patroli rutin, pemantauan fase perbuahan dan perbungaan pada pohon-pohon induk, pengumpulan anakan alami, pengumpulan biji/benih, serta penanaman. Penjagaan dan pelestarian secara utuh akan mengembalikan potensi jenis tanaman ini di masa depan.

Beberapa kategori CR yang sangat populer di Sumatera adalah keruing dan merawan.  Keruing merupakan salah satu jenis kayu khas daerah tropis. Di negeri ini, keruing dapat dengan mudah ditemukan terutama di tiga pulau besar di Indonesia, yakni Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

Tingkat keawetan kayu keruing setara dengan mahoni, tapi masih di bawah jati. Dilansir dari situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kayu keruing tergolong jenis kayu dengan tingkat keawetan kelas III, yang berarti memiliki kemungkinan lapuk atau keropos.

Kayu merawan termasuk jenis langka dan sulit dicari. Kayu jenis ini  sekelas kayu tembesu dan kayu jati. Usianya dapat mencapai ratusan tahun dan tahan terhadap rayap. Pada zaman dahulu, kayu ini digunakan untuk rumah panggung oleh raja-raja Kesultanan Palembang. Saat ini kayu merawan banyak digunakan untuk furnitur kelas satu. Teksturnya yang lembut membuat kayu merawan mudah diproses dan diukir.

Dugaan jumlah dari jenis terancam punah yang terdapat di Hutan Harapan belum diketahui pasti. Namun, keberadaannya di dalam kawasan restorasi ekosistem ini menandakan bahwa kondisi ekologi Hutan Harapan dulunya memang luar biasa –biodiversiti dan plasma nutfah yang mengagumkan. Dari lima jenis tersebut, PT Reki sudah memiliki 44 spesimen herbarium. Yang belum terkoleksi adalah dari Hopea sangal atau meranti sapat.

Penulis: Zelvin Naoval H

Penyunting: Joni Rizal

Foto: Ardi Wijaya/Dok. Hutan Harapan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini