Lestari alamku, lestari desaku
Di mana Tuhanku menitipkan aku….

Lagu ciptaan penyanyi  legendaris Gombloh ini bergema di pinggiran Danau Harapan, pada suatu pagi yang segar di hadapan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klynge yang duduk di jajaran tamu-tamu penting lainnya. Lagu itu dinyanyikan oleh anak-anak Batin Sembilan, suku pedalaman di Hutan Harapan, tanpa iringan musik. Mereka adalah murid-murid “Sekolah Besamo”, sebuah sekolah yang difasilitasi oleh manajemen Hutan Harapan bagi anak-anak yang jauh dari sentuhan pembangunan dan pendidikan formal.

Pagi itu, Rabu (28/9/2016), Siti Nurbaya dan Casper Klynge berkunjung ke Hutan Harapan untuk menandai dukungan pemerintah Denmark terhadap program pemulihan hutan bekas logging perusahaan HPH itu. Mendengar lagu menyentuh itu, Menteri Siti diiringi tamu-tamu lainnya bertepuk tangan, mengikuti irama nyanyian anak-anak tersebut. Suasana menjadi khidmat dan memberikan kesan mendalam.

Lalu refrain dinyanyikan:

Mengapa tanahku rawan kini
Bukit bukit pun telanjang berdiri
Pohon dan rumput enggan bersemi kembali
Burung-burung pun malu bernyanyi

Ku ingin hutanku hijau kembali
semak rumput pun tak sabar menanti
….

Saat itulah terlintas dalam pikiran betapa kesadaran manusia akan pelestarian alam kini semakin jauh. Terbayang setiap hari ada saja orang dan kelompok orang yang hendak merambah dan menguasai lahan hutan negara seperti Hutan Harapan tanpa izin lalu dijadikan perkebunan sawit. Pohon-pohon bertumbangan, satwa pun terancam punah. Untuk membuka kebun, mereka membakar hutan. Dalam konteks inilah dukungan Menteri LHK dan pemerintah Denmark ke Hutan Harapan yang izin konsesinya diberikan kepada PT Restorasi Ekosistem Indonesia (PT Reki) menjadi sangat penting.

Pada pagi yang cerah dan basah itu, Menteri LHK berada di Hutan Harapan untuk menyaksikan penandatanganan kesepakatan dukungan Pemerintah Denmark terhadap upaya-upaya restorasi di Hutan Harapan. Dukungan dilakukan melalui Burung Indonesia, salah satu NGO yang menginisiasi program pemulihan Hutan Harapan bersama Birdlife International dan The Royal Society for the Protection of Birds (RSPB). Kesepakatan ditandatangani oleh Dubes Denmark Casper Klynge dan Direktur Eksekutif Burung Indonesia Agus Budi Utomo.

Ini merupakan tahap kedua Denmark mendukung Hutan Harapan, yakni untuk periode 3 tahun, setelah dukungan tahap pertama berakhir pada 2015.  “Kami memberikan harapan kepada masyarakat di sini,  kami sangat senang Ibu Menteri juga bisa hadir untuk menyaksikan penandatangan kerja sama antara kami dengan Burung Indonesia,” ujar Casper.

Dengan bantuan ini, Casper berharap pemerintah pusat dan pemerintah daerah  serta masyarakat turut memberikan perhatian ke hutan dataran rendah ini.  Dengan luas 98.555 hektare, Hutan Harapan menyumbang sekitar 20 persen dari total hutan dataran rendah tersisa di Sumatera. Ancaman terhadap upaya pemulihan hutan ini terus berdatangan, tekanan perambahan menguat seiring masuknya para pendatang pencari lahan dari berbagai daerah.

Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan terima kasihnya atas upaya pemilihan hutan melalui konsep restorasi ekosistem di Hutan Harapan dan dukungan dari pemerintah Denmark. “Konsepnya, RE adalah memperbaiki  hutan-hutan produksi yang telah rusak, dengan menjaga konservasinya, biodiversitinya, kemudian kita ambil manfaatnya bagi masyarakat,” jelas Siti.

Dia mengakui, walau profit bagi pihak pengelola hutan RE ini masih dipertanyakan, benefitnya sudah jelas, terutama social and ecological benefit. Pemerintah memperkirakan sampai 2019 akan tercapai areal RE seluas 1,65 juta hektare. Dia menekankan, pemerintah merasa penting dengan RE. “Untuk itu kita terus menggali praktek dari PT Reki dan juga beberapa  referensi lainnya,” kata Menteri Siti.

Siti Nurbaya menjelaskan, Hutan Harapan yang dulunya bekas garapan perusahaan pemegang hak pengusahaan hutan (HPH) tidak dapat diperbaiki sendiri oleh PT Reki. “PT Reki  tidak bisa memperbaiki tanpa dukungan dari masyarakat di sini,” imbaunya.

Ketua Dewan Perhimpunan Burung Indonesia Ani Mardiastuti yang ikut menyaksikan penandatanganan kesepakatan dukungan tersebut mengucapkan terima kasih  atas kunjungan Menteri LHK dan Dubes Denmark.

Dalam kunjungan ke Hutan Harapan yang dimulai sejak Selasa (27/9/2016), Menteri Siti dan Dubes Casper menyempatkan diri berdialog dengan masyarakat Batin Sembilan. Masyarakat Batin Sembilan adalah masyarakat adat yang memiliki tradisi hidup dan kearifan sendiri menjaga hutan. Mereka hanya memanfaatkan hasil hutan bukan kayu, seperti jernang, getah jelutung, madu, rotan, dan berburu. Menteri Siti dan Dubes Casper juga menyempatkan diri meninjau persiapan tim pencegah kebakaran Hutan Harapan serta melakukan penanaman pohon di tepi Danau Harapan.

Advisor Kemitraan Masyarakat dan Sosial PT Reki Manggara Silalahi mengatakan, masyarakat Batin Sembilan yang mempunyai peran penting dalam inisiatif restorasi ekosistem Hutan Harapan kini terus terdesak oleh para perambah. Dalam mengelola Hutan Harapan, kata Mangarah, diutamakan manfaat sosial, ekologi dan ekonomi bagi masyarakat di dalam dan sekitarnya.

Karena itu, dengan dukungan para pihak, termasuk dari Pemerintah Denmark,  diharapkan berbagai hambatan dalam menjaga Hutan Harapan ke depan dapat diatasi. Sehingga, nyanyi lirih anak-anak Batin Sembilan tentang tanah yang rawan serta impian akan hutan dan rumput hijau di masa depan akan beralih menjadi nyanyian riang hutan lestari dengan masyarakat yang sejahtera. (Penulis: Joni Rizal, Ardi Wijaya; Foto-foto: Ardi Wijaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini