Karhutla dan Pengaruhnya terhadap Pergerakan Gajah di Hutan Harapan

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Hutan Harapan pada Agutus-September 2019 memberikan pengaruh terhadap pergerakan dari satwa gajah baik kelompok betina maupun jantan tunggal. Berdasarkan pantauan dari tim riset fauna Hutan Harapan, selama terjadi kebakaran di areal jelajah gajah yang ada di Meranti, kelompok gajah betina Jenny dan gajah jantan tunggal Lanang bergerak semakin jauh ke luar kawasan bahkan ke luar hutan dan menyebabkan konflik dengan manusia di daerah Gerunggang, Sumatera Selatan. Akan tetapi, masyarakat berhasil menggiring gajah-gajah tersebut masuk ke dalam hutan sehingga konflik cepat teratasi.

Selama ini kelompok gajah betina belum pernah bergerak sampai ke lokasi pemukiman manusia yang ada di sebelah barat daya Hutan Harapan. Kelompok gajah terpaksa keluar dari habitatnya untuk menghindari api dan mencari area yang masih terdapat pakan yang bisa mereka makan. Tidak jauh berbeda dengan kelompok gajah betina, pergerakan gajah jantan tunggal bernama Haris juga terpengaruh oleh adanya karhutla di Hutan Harapan. Pergerakan gajah Haris tertahan di satu lokasi dikarenakan tidak bisa menyeberang kembali ke dalam hutan akibat dari adanya kebakaran yang menghalangi.

“Dari pantauan tersebut, kami simpulkan bahwa kebakaran hutan dapat mempengaruhi pergerakan gajah dan tidak tertutup kemungkinan juga mempengaruhi pergerakan dari satwa liar lainnya yang ada di Hutan Harapan,” kata Manajer Lingkungan, Riset dan Pengembangan Elva Gemita. Elva menambahkan pemadaman dan pencegahan penyebaran api di Hutan Harapan terus dilakukan tim pemadam kebakaran agar tidak mengganggu pergerakan satwa.

Kelompok Gajah Sumatra pada asalnya memiliki wilayah jelajah yang disebut home range  dan pada umumnya tidak keluar dari area tersebut. Namun dalam kondisi tertentu, hal ini tidak menjadi batasan pada kelompok gajah dalam menjalani hidupnya. Ketersediaan air dan pakan menjadi penentu utama dalam keputusan gajah untuk bergerak. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, faktor gangguan manusia turut mempengaruhi pergerakan gajah.

Hutan Harapan memiliki delapan gajah. Enam ekor gajah betina yang tergabung dalam kelompok gajah betina Jenny. Dua ekor gajah jantan yang bernama Haris dan Lanang merupakan translokasi dari lanskap Bukit Tiga Puluh. (ETBS)