PT Restorasi Ekosistem Indonesia (Reki) mulai beralih dari elpiji ke biogas dari kotoran (tinja) manusia untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar base camp Hutan Harapan di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari. Pemanfaatan sumber energi terbarukan ini sangat ramah lingkungan karena limbah manusia yang biasa dibuang sia-sia sebagai polutan diolah menjadi sumber bahan bakar gas untuk kebutuhan sehari-hari.

Saat ini sudah terpasang dua unit pengolah biogas dari kotoran manusia dengan kapasitas masing-masing sebesar 7 meter kubik di base camp utama Hutan Harapan dan camping ground Danau Tiung Luput. Selain tidak mencemari lingkungan, biogas ini dapat menghemat biaya operasional sehari-hari.

Secara teknis, biogas ini dihasilkan dari proses anaerobik atau fermentasi bahan-bahan organik seperti kotoran manusia dan hewan serta limbah rumah tangga. Dari bahan organik tersebut akan diambil metana dan karbon dioksida. Di Hutan Harapan, bahan organik untuk biogas ini hanya dari kotoran manusia, yakni dari pembuangan limbah perumahan karyawan.

Bagaimana biogas dihasilkan?

Di base camp dipasang reaktor untuk menampung kotoran manusia, yang selanjutnya dialirkan ke ke sebuah kubah untuk “dicerna” hingga menghasilkan gas. Gas yang dihasilkan kemudian ditampung dalam sebuah penampungan. Dari penampungan, gas mengalir melalui pipa ke arah kompor di dapur.

Menariknya, ampas kotoran manusia yang tersisa, yang dinamai bio-slurry dan  berwujud padat berwarna coklat terang atau hijau, ternyata masih bisa dimanfaatkan. “Bisa dipakai untuk pupuk organik untuk meningkatkan produksi tanaman budidaya,” ujar Direktur Operasional PT Reki Lisman Sumardjani.

Kebutuhan elpiji di base camp Hutan Harapan sekitar 3,3 kg. Dengan asumsi rata-rata setiap hari 100 karyawan di base camp, instalasi biogas yang baru dipasang ini akan menghasilkan 1,5 meter kubik atau setara 0,69 kg elpiji. Walau kecil, langkah awal pemanfaatkan biogas ini telah menyumbang pengurangan polusi lingkungan dan menekan pemakaian sumber bahan bakar tak terbarukan.

Komposter Sampah

Pada waktu bersamaan, PT Reki juga memasang tiga mesin komposter untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Alat ini akan menghasilkan pupuk kompos dengan proses fermentasi atas bantuan mikro organisme. Mikro organisme yang dimasukkan ke dalam komposter akan meningkatkan unsur hara.

Dengan alat ini, sisa sayuran, limbah nasi basi, daging, serabut kelapa, dedaunan, rerumputan, biji-bijian dan lain-lain di sekitar base camp Hutan Harapan diolah dengan bioaktivator (mikro organisme untuk membantu mengurai bahan organik menjadi kompos), seperti EM 4 atau membuat sendiri dari nasi basi, bonggol batang pisang dan rebung. Bahan lain yang ditambahkan adalah gula pasir dan air.**

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini